mioma geburt dan polip serviks
TranslatePDF. PRESENTASI KASUS MIOMA GEBURT Penyusun: dr. Nanda Amelia Putri Pembimbing: dr. Arjuna Saputra Sp.OG RSUD Kabupaten Bangka Selatan September 2017 f BAGIAN I ILUSTRASI KASUS 1. Identitas Pasien Nama : Ny. Soleha Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 44 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tanggal Masuk : 24 Juli 2017 2.
Polip serviks adalah penyakit yang biasanya menyerang wanita berusia di atas 20 tahun dan pernah melahirkan lebih dari satu anak.. Masalah kesehatan ini apabila jinak biasanya tidak berbahaya. Tapi, polip serviks yang parah bisa mengganggu siklus haid dan memicu pendarahan. Untuk meningkatkan kewaspadaan pada penyakit ini, kenali apa itu polip serviks, gejala, dan penyebabnya.
Kondisipolip serviks biasanya baru diketahui saat melakukan pemeriksaan serviks dalam dan ketika pap smear. Namun, ada beberapa tanda dan gejala polip leher rahim yang bisa wanita alami. Siklus menstruasi yang tidak teratur, kadang lama dan darah yang keluar sangat banyak. Keluar darah dari vagina pada saat tidak menstruasi.
DefinisiMioma Geburt • Mioma submukosum bertangkai yang dilahirkan. • di serviks atau vagina • dapat terjadi perputaran tangkai • keluhan keluar benjolan + perdarahan • pemeriksaan dalam: masa tumor keluar dari oue. subserosa (48%), submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%). • Dua tempat asal mioma uteri: serviks uteri
Pengobatanuntuk mioma serviks sama dengan pengobatan fibroid. Mioma serviks kecil tanpa gejala tidak bisa diobati. Sebagian besar mioma simptomatik pada serviks harus diangkat melalui miomektomi (untuk mempertahankan fungsi reproduksi) atau histerektomi. Dengan prolaps dan infeksi mioma serviks, adalah mungkin untuk menghilangkan tumor melalui
Frau Fragen Ob Sie Single Ist.
0% found this document useful 0 votes8 views37 pagesCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes8 views37 pagesMioma GeburtJump to Page You are on page 1of 37 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 18 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Page 22 is not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 26 to 34 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
100% found this document useful 1 vote10K views7 pagesOriginal TitleMIOMA GEBURTCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote10K views7 pagesMioma GeburtOriginal TitleMIOMA GEBURTJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Dipublish tanggal Feb 13, 2019 Update terakhir Nov 6, 2020 Tinjau pada Mei 3, 2019 Waktu baca 4 menit Polip serviks adalah tumor jinak yang tumbuh pada serviks atau leher rahim. Serviks itu sendiri merupakan saluran kecil yang menghubungkan bagian bawah rahim dan bagian atas vagina. Polip tumbuh meninggi dan bertangkai pada permukaan liang saluran pada serviks. Pada seseorang yang memiliki polip serviks, umumnya hanya ada satu atau paling banyak dua hingga tiga polip sekaligus. Serviks berperan sebagai jalur bagi keluarnya darah menstruasi, di samping menjadi jalur sperma untuk masuk dan membuahi sel telur ovum pada proses pembuahan. Selama persalinan, serviks menjadi lebih tipis dan lebar sehingga membuat bayi bisa melalui saluran ini sebelum dilahirkan. Berdasarkan data dari Universitas Harvard diketahui bahwa polip serviks paling banyak terjadi pada wanita berusia 40 hingga 50 tahun yang memiliki lebih dari satu orang anak. Polip hampir tidak pernah terjadi pada wanita muda sebelum mulai menstruasi. Polip serviks juga bisa terjadi selama kehamilan. Hal ini terjadi karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Polip serviks biasanya bersifat jinak atau bukan termasuk keganasan. Bahkan kanker serviks jarang berkembang dari polip. Kanker serviks sendiri terjadi karena infeksi oleh human papilloma virus HPV, yang juga menyebabkan kondiloma akuminata. Ciri-ciri dan Gejala Polip Serviks Pada dasarnya, jaringan polip yang masih kecil tidak akan menimbulkan masalah apapun. Lain halnya ketika tangkainya semakin panjang dan rapuh, maka akan menimbulkan gejala utama berupa perdarahan. Darah yang keluar bisa bersamaan dengan siklus haid, dimana menstruasi menjadi banyak atau kunjung berhentu. Namun pastinya, pendarahan akibat polip serviks bisa terjadi kapan saja tidak harus mengikuti jadwal haid. * Gejala utama polip serviks adalah perdarahan dari jalan lahir, karena jaringan tumor jinak ini begitu rapuh berbeda dengan jaringan normal. Meskipun demikian, ada juga beberapa gejala penyerta lainnya. Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke dokter kandungan jika anda mengalami keputihan dengan lendir berwarna putih atau kuning, atau anda mengalami mens yang tidak normal darah menstruasi sangat banyak. Anda sebaiknya segera periksa ke dokter jika mengalami flek atau pendarahan dari jalan lahir ketika Sesudah berhubungan seksual. Antara periode menstruasi. Sesudah mencuci vagina. Sesudah menopause. Beberapa gejala ini juga mirip dengan gejala kanker serviks. Meskipun kemungkinannya kecil, pada beberapa kasus polip pada serviks bisa menjadi tanda awal dari kanker serviks. Oleh sebab itu, segera membuang atau mengangkat polip tersebut bisa mengurangi risiko kanker. Konsultasikan dengan dokter, harus seberapa sering anda melakukan pemeriksaan panggul dan pap smear secara rutin. Kami tidak dapat menyebutkannya di sini karena akan berbeda tergantung usia dan riwayat kesehatan yang anda miliki. Penyebab Polip Serviks dan Faktor Risiko Polip serviks kebanyakan terjadi pada wanita berusia lebih dari 20 tahun yang telah mengalami beberapa kali kehamilan. Kebanyakan polip serviks ditemukan saat pemeriksaan panggul. Biasanya polip hanya tumbuh satu buah meskipun kadang juga bisa dua atau tiga, bahkan bisa berbarengan dengan polip rahim. Masih belum jelas kenapa polip serviks bisa terjadi, namun diduga berkaitan dengan Meningkatnya kadar hormon estrogen. Peradangan kronik di serviks, vagina atau rahim. Tersumbatnya pembuluh darah. Kadar Hormon Estrogen yang Tinggi Kadar estrogen umumnya berfluktuasi selama kehidupan wanita. Kadar estrogen paling tinggi selama proses melahirkan, selama kehamilan, dan di bulan – bulan menjelang menopause. Bahan kimia buatan manusia yang menyerupai estrogen juga banyak di lingkungan. Sebagai contoh, xenoestrogen yang ada di daging dan produk turunan susu yang dijual di pasaran. Estrogen sintetik juga bisa dilepaskan ke makanan yang dipanaskan dalam plastik. Bahkan penyegar udara yang mengandung phthalates merupakan bahan kimia yang menyerupai estrogen. Inflamasi atau Peradangan Serviks yang meradang berwarna merah, iritasi, atau terkikis. Beberapa penyebab inflamasi serviks meliputi Infeksi bakteri Infeksi HPV Herpes Infeksi jamur Kehamilan Keguguran Perubahan hormon Penegakan Diagnosis Polip serviks mudah ditemukan saat dokter melakukan pemeriksaan panggul. Dokter akan melihat adanya jaringan yang tumbuh seperti jari dengan permukaan halus di serviks yang tampak kemerahan atau keunguan. Dua tipe polip serviks adalah ektoserviks dan endoserviks. Polip ektoserviks berasal dari lapisan permukaan serviks yang paling luar. Polip endoserviks berasal dari kelenjar serviks dan merupakan tipe polip serviks terbanyak. Wanita yang sudah menopause lebih sering mengalami polip ektoserviks dan wanita yang belum menopause kebanyakan mengalami polip endoserviks. Biopsi atau pengambilan sampel jaringan polip bisa dilakukan dan kemudian dikirim ke laboratorium untuk diuji. Hasilnya biasanya menunjukkan sel polip bersifat jinak. Pada kasus yang jarang, sel abnormal atau lesi prekanker juga bisa ditemukan. Pengobatan Polip Serviks Kadang – kadang, polip serviks bila hilang atau terlepas dari serviks dengan sendirinya. Ini bisa terjadi pada wanita yang sedang menstruasi atau selama hubungan seksual. Dokter tidak perlu harus selalu membuang polip jika tidak menimbulkan gejala. Membuang polip serviks adalah prosedur sederhana yang bisa dilakukan dokter di tempat prakteknya. Tidak perlu diberikan obat penghilang nyeri. Metode untuk membuang polip serviks antara lain Memutar polip dari dasarnya Mengikat benang bedah di sekitar dasar polip dan kemudian mengguntingnya Menggunakan ring forceps untuk membuang polip Metode untuk menghancurkan dasar polip bisa menggunakan Nitrogen cair Ablasi electrokauter, menggunakan jarum elektrik panas Bedah laser Pasien mungkin merasa nyeri ringan dan kram perut ringan hingga sedang selama proses pembuangan serviks selama beberapa jam setelahnya. Keluar flek – flek darah dari vagina bisa terjadi satu hingga dua hari pasca pembuangan polip. Pada beberapa kasus, polip terlalu besar untuk dibuang di praktik dokter. Pada kasus seperti ini maka butuh dilakukan pembedahan untuk membuang polip serviks di ruang operasi. Prognosis atau tingkat kesembuhan pasien polip serviks sangat baik. Pemulihan dan Pencegahan Proses pembuangan polip serviks merupakan prosedur yang sederhana, aman, dan tidak invasif. Namun jika anda pernah mengalami polip maka anda berisiko untuk mengalami hal ini lagi. Pemeriksaan panggul secara reguler membantu untuk mendeteksi dini timbulnya pertumbuhan abnormal di serviks. Karena beberapa infeksi dihubungkan dengan polip serviks maka beberapa langkah sederhana bisa mengurangi risiko terjadinya hal ini. Gunakan pakaian dalam dari katun sehingga sirkulasi udara di daerah genital baik. Hal ini mencegah panas dan lembab yang berlebihan yang merupakan lingkungan yang sempurna untuk terjadinya infeksi. Lakukan pemeriksaan panggul dan papsmear secara rutin. Seberapa sering pap smear dilakukan tergantung dari riwayat kesehatan dan usia. Dokter bisa merekomendasikan sejumlah waktu, biasanya tiga hingga lima tahun bagi wanita yang tidak memiliki riwayat pap smear abnormal. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat
Benjolan yang muncul di area tubuh manapun, termasuk di mulut rahim atau serviks perlu mendapatkan perhatian khusus. Area yang sering juga disebut sebagai leher rahim ini perlu diperhatikan karena gangguan yang muncul bisa menandakan penyakit berbahaya yang perlu segera mendapatkan penanganan medis. Meski begitu, tidak semua benjolan di mulut rahim berbahaya. Setidaknya ada 4 jenis penyakit yang dapat menyebabkan benjolan di mulut rahim, meliputi 1. Kanker leher rahim Kanker leher rahim atau kanker serviks adalah penyebab benjolan di mulut rahim yang perlu diwaspadai. Kondisi ini bisa terjadi ketika sel-sel di leher rahim mulai berubah menjadi sel-sel prakanker yang dimulai pada permukaan serviks. Ada dua jenis utama kanker serviks, yaitu karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma. Sekitar 80% hingga 90% kanker serviks adalah jenis karsinoma sel skuamosa, sedangkan 10% hingga 20% adalah adenokarsinoma. Sebagian besar kanker serviks disebabkan oleh virus HPV yang merupakan salah satu virus penyebab infeksi menular seksual. Jika tubuh tidak dapat mengatasi infeksi HPV ini, maka sel-sel di leher rahim dapat berubah menjadi sel kanker. Tidak semua sel prakanker akan berubah menjadi kanker. Tetapi sangat penting untuk dapat menemukan sel-sel bermasalah ini dan mengobatinya sebelum berubah menjadi sel kanker. 2. Polip leher rahim Polip serviks adalah pertumbuhan abnormal non-kanker pada leher rahim yang memiliki berbagai variasi bentuk, warna, dan ukuran. Seringkali polip terlihat seperti benjolan di mulut rahim. Tidak semua benjolan yang disebabkan oleh polip memiliki ukuran dan bentuk yang sama. Berikut ini beberapa ciri polip yang dapat muncul Polip leher rahim dapat berbentuk bohlam, jari, atau batang panjang. Ukuran panjang polip leher rahim dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Warna polip bisa terlihat kemerahan, keunguan, atau keabuan. Penyebab polip leher rahim hingga saat ini belum bisa dijelaskan, namun beberapa kemungkinannya meliputi kadar estrogen tinggi, radang serviks dan penyumbatan pembuluh darah. Ini merupakan kondisi yang cukup umum dan seringkali terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 20 tahun dan telah melahirkan lebih dari satu kali. Dua dari tiga wanita penderita polip serviks tidak mengalami gejala. Maka biasanya kondisi ini baru diketahui saat pemeriksaan rutin vagina dan tulang panggul serta pap smear. Dalam kebanyakan kasus, polip serviks bersifat jinak dan hanya 1 dari kasus yang bersifat kanker. Benjolan di mulut rahim berupa polip dapat dihilangkan dengan prosedur yang mudah. 3. Kista nabothian Benjolan di mulut rahim juga dapat berupa kista nabothian yang merupakan kista kecil yang terbentuk di permukaan serviks. Ini merupakan kondisi yang cukup umum dan bukan ancaman bagi kesehatan serta bukan gejala dari kanker serviks. Kista nabothian terbentuk ketika kelenjar penghasil lendir di leher rahim dilapisi sel-sel kulit dan mengalami penyumbatan. Ini menyebabkan penumpukan lendir yang kemudian membentuk kista di leher rahim. Benjolan di mulut rahim berupa kista nabothian terlihat seperti benjolan kecil berwarna putih yang berisi lendir yang dihasilkan leher rahim. Kista ini dapat diakibatkan dari melahirkan atau trauma fisik pada area serviks 4. Mioma leher rahim Mioma atau disebut juga fibroid adalah tumor jinak yang sebagian terdiri dari jaringan otot. Benjolan di mulut rahim berupa mioma jarang terjadi. Namun jika hal ini didapati, maka biasanya mioma leher rahim juga disertai dengan mioma di bagian atas rahim yang lebih besar. Mioma serviks yang berukuran besar dapat menyumbat sebagian saluran kemih atau mungkin menonjol ke dalam vagina. Mioma juga dapat mengalami luka, terinfeksi, berdarah, hingga menghalangi aliran urin. Benjolan di mulut rahim berupa mioma berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala apa pun mungkin tidak memerlukan penanganan medis. Mioma serviks berukuran besar dan menyebabkan gejala yang mengganggu mungkin perlu diangkat dengan prosedur bedah. Baca Juga Mengenal Penyebab Rahim Membesar Gejala benjolan di mulut rahim Benjolan di mulut rahim dapat menyebabkan berbagai gejala, atau mungkin tidak ada gejala sama sekali. Namun, jika terdapat gejala maka bisa berupa Perdarahan haid yang berlebihan atau menyakitkan Muncul bercak atau pendarahan di antara periode menstruasi Keputihan berbau busuk Perut bagian bawah terasa kencang dan bengkak Sering buang air kecil Nyeri di punggung bawah, panggul, atau kaki Rasa sakit saat berhubungan seks Berdarah setelah berhubungan seks Baca JugaKenali Hiperplasia Endometrium Sebagai Penebalan Dinding Rahim7 Makanan untuk Mencegah Kanker Serviks yang Alami8 Cara Menjaga Kesehatan Rahim, Penting untuk Kesuburan Wanita! Kapan harus diperiksakan ke dokter? Jika gejala atau ketidaknyamanan yang Anda rasakan mulai terasa mengganggu kehidupan sehari-hari, maka sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter. Beberapa gejala benjolan di mulut rahim yang perlu segera mendapatkan perhatian medis antara lain Mengalami perdarahan dari vagina setelah menopause Muncul bercak darah di luar periode menstruasi Keputihan yang tidak biasa atau berbau busuk Sakit parah di punggung bagian bawah, kaki, atau panggul Sebagian besar benjolan di mulut rahim tidak berbahaya, sehingga tidak memerlukan terapi khusus. Perempuan yang mengalaminya pun tidak mengalami kenaikan risiko terkena kanker. Meski begitu, bukan berarti ini bukan kondisi yang bisa diremehkan. Anda tetap perlu menjalani pemeriksaan rutin seperti Pap smear sehingga jika ada benjolan yang muncul di mulut rahim, bisa lebih cepat terdeteksi dan diobati dengan tepat. Untuk berkonsultasi lebih lanjut mengenai gangguan di mulut rahim maupun kondisi kesehatan secara keseluruhan, gunakan fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.
mioma geburt dan polip serviks